JAKARTA - Ada kabar seorang pensurvei ditanya tentang apa yang menyebabkan Anies kalah. Ia menjawab: _Anies kalah kalau tidak nyapres._
Kabar ini bisa benar, bisa juga salah. Tapi, lihat fakta selama ini, dan juga data yang ada, Anies merupakan kandidat yang secara logika telah memenuhi sejumlah syarat untuk menang.
Anies punya integritas, kapasitas dan elektabilitas yang tidak kalah dengan kandidat lain. Kalau ada selisih elektabilitas, itu tipis sekali. Sampai di sini, Anies punya syarat untuk berkompetisi. Ini penting, karena tidak akan ada kemenangan tanpa kompetisi.
Ada sejumlah hal potensial yang membuat Anies peluangnya lebih besar untuk menang. Pertama, Anies punya magnet sosial yang luar biasa. Dimana ada Anies, di situ ada antusiasme dan optimisme massa. Ini boleh dibilang sebuah ekspektasi yang sangat besar. Inilah yang disebut kharisma atau kewibawaan. Ini bawaan lahir. Orang Jawa bilang: bawaan orok. Para akademisi menyebut _taken for granted._
Magnet massa ini berpotensi mempengaruhi persepsi publik bahwa Anies yang dikehendaki rakyat. Ini dapat menarik _undecided voters_ (para pemilih yang belum menentukan pilihan) yang jumlahnya rata-rata di atas 15 persen. Bahkan berpotensi terjadinya _swing voters_ atau pemilih yang beralih ke Anies.
Kedua, Anies punya _track record_ atau rekam jejak yang _marketable._ Mudah dijual. Anies punya prestasi di mata dunia Internasional, terlebih prestasi di dalam negeri. Rekam jejak Anies sejak menjadi ketua OSIS se-Indonesia, ketua Senat UGM, memimpin LSM Indonesia Mengajar, dan Turun Tangan, hingga menjadi Rektor Paramadina, Mendikbud dan terutama prestasi serta penghargaan Anies ketika menjadi Gubernur DKI Jalarta 2017-2022
Ketiga, Anies punya gagasan-gagasan _out of the box._ Sejumlah gagasan Anies terealisir di DKI dan sukses memukau rakyat. Jaklingko, Go Green, Formula E dan JIS (Jakarta International Stadium), transportasi bebas polusi (sepeda dan pejalan kaki), adalah bagian dari terobosan yang banyak mendapat apresiasi.
Keempat, Anies memiliki kemampuan berkomunikasi di atas rata-rata. Public speakingnya sangat bagus. Video Anies selalu terbesar viewersnya diantara kandidat-kandidat yang muncul. Singkat, padat dan sangat berbobot.
Baca juga:
Tony Rosyid: Presiden Harus Lugas!
|
16 oktober 2022 Anies tidak lagi menjabat. 11 bulan kemudian, tepatnya 7-13 September 2023 pendaftaran Pilpres dibuka. 11 bulan ini menjadi kesempatan yang bisa dimanfaatkan Anies untuk keliling Indonesia. Dengan kharisma dan kemampuan komunikasinya yang bagus, Anies bisa mengambil suara dari _undecided voters_ dan _swing voters._ Teriakan "Anies Presiden" mungkin akan menggema di seluruh pelosok Nusantara. Dalam hal ini Anies terlihat sebagai "Hero".
Gagasan _out of the box_ yang menunjukkan tungkat kecerdasan, dan public speaking yang sangat bagus ini juga akan sangat berpengaruh ketika debat capres. Jika terjadi debat Capres-cawapres 5 kali di pilpres, ini bisa menggiring suara ke Anies. Sebab, saat debat pilpres, mayoritas rakyat menyaksikan dan mendengarkan langsung kemampuan paslon menjawab pertanyaan, mengungkapkan gagasan dan menggambarkan masa depan bangsa.
Debat di malam hari, pagi harinya akan menjadi santapan hangat rakyat memperbincangkan ya. Hampir semua pemilih membicarakan hasil depat Capres-cawapres. Di warung bicara hasil debat. Di sawah para petani memperbincangkan. Di kantor, apalagi. Pedagang cendol, bakso dan sayur bertemu di jalan, ngomongin hasil debat. Debat Capres-cawapres akan menjadi perbincangan massal.
Kelima, Anies tipe orang yang detail dan cenderung perfeksionis. Ini akan mempengaruhi kinerja timsesnya dan strategi kemenangan yang dijalankan timses Anies.
Dalam berbagai peristiwa di DKI Jakarta, Anies selalu mampu keluar dari semua penjegalan. Interpelasi, bidikan hukum, provokasi fitnah dan penghinaan, semua mampu dilaluinya. Ini lantaran Anies tipe orang yang cukup perfeksionis. Semua sisi secara detail dihitungnya sebelum dan saat mengambil keputusan. Termasuk mempersiapkan Plan A, B dan C-nya. Dari sini, sulit mengalahkan manusia dengan tipologi perfeksionis seperti Anies. Terlalu matang dalam persiapan dan pekerjaan. Sangat terukur.
13 pulau Reklamasi distop dan 4 pulau reklamasi disegel, kemudian diambil 65 persennya oleh Pemprov DKI, siapa yang bisa menghalangi? Ini proyek raksasa yang melibatkan pengusaha super besar serta pejabat raksasa. Mengapa Anies sukses segel proyek raksasa ini? Karena Anies selalu bekerja secara terukur. Ia tak akan melakukan sesuatu yang potensi kalahnya besar.
Inilah syarat-syarat rasional untuk memenangkan kontestasi di 2024.
Baca juga:
Tony Rosyid: Harlah PPP Rasa NU
|
Ini tak berarti membuat timses dan relawan Anies lega dan merasa menang. Tidak ada kemenangan tanpa kerja keras, serius dan terukur. Dan Anies tipe orang yang selalu kerja keras, serius dan terukur.
Dari potensi dan situasi politik yang ada, maka tidak terlalu berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa Anies hanya kalah jika tidak nyapres. Karena itu, mereka yang kemungkinan menjadi lawan akan berupaya menjegal Anies dan menghalanginya supaya Anies gagal nyapres. Dan upaya ini berupaya terus dilakukan.
Di sisi lain, keadaan ini akan dimanfaatkan oleh sejumlah partai yang ingin di pemilu 2024 menjadi penenang. Mereka akan mengusung kandidat yang peluangnya menang sangat besar. Dan mereka mengincar Anies. Ini juga sedang dilakukan.
Dalam dunia marketing, sesuatu yang bagus akan selalu menjadi rebutan. Dimanapun, emas akan selalu diburu.
Parpol butuh dua hal yaitu _coat tail effect_ dan calon yang menang. Dua kebutuhan parpol ini tidak akan bisa dinego dan dibeli oleh siapapun dan dengan apapun. Kecuali parpol yang teramat miskin dan sedang dalam keadaan frustasi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Memang Beda
|
Jakarta, 16 Mei 2022
Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa